- Investasi langsung tumbuh 19.5% YoY, menjadi USD 26.2 miliar, dengan penanaman modal asing terakselerasi 14.0% YoY (USD 13.6 miliar) dan penanaman modal dalam negeri tumbuh 29.7% YoY (IDR 197 triliun)
- Investasi terkait dengan komoditas masih tumbuh cepat, dengan basis pertumbuhan yang lebih luas dibandingkan dengan siklus 2020-22 yang lebih didominasi oleh PMA Tiongkok ke sektor logam.
- Transisi ke pemerintahan baru mempercepat penyelesaian proyek-proyek infrastruktur, sementara keberlanjutan kebijakan ke pemerintahan berikut akan mengurangi ketidakpastian ke depan.
- Menarik investasi manufaktur dan teknologi menjadi tantangan pemerintahan berikutnya, mengingat Indonesia lebih tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga di Asia. Sementara itu, investasi manufaktur kebanyakan masih di sektor padat modal, yang membatasi penciptaan lapangan kerja.