- Dalam sepekan terakhir, Rupiah terdepresiasi akibat keluarnya modal asing dari saham dan obligasi Indonesia, salah satunya dipicu oleh eskalasi konflik di Timur Tengah.
- Akan tetapi, meskipun tidak ada eskalasi, sangat mungkin bahwa US Dollar dan harga minyak akan tetap berada di level cukup tinggi di jangka pendek, mengingat data makro AS yang solid dan penarikan inventori di pasar minyak global
- US Dollar dan minyak sekarang berkorelasi positif, sehingga meningkatkan beban fiskal pemerintah, meskipun kondisi saat ini belum meniscayakan kenaikan harga BBM dalam waktu dekat.
- Meski ada tantangan, situasi ini punya dampak positif potensial bagi Indonesia, di antaranya kemungkinan pulihnya harga komoditas non-minyak dan PDB nominal, sehingga membalikkan kelesuan belanja di beberapa kuartal terakhir.