- Neraca perdagangan Indonesia sedikit meningkat menjadi USD 3.42 miliar pada Sep-23, akibat impor (-8.15% MoM/ -12.45% YoY) yang turun lebih cepat dibandingkan ekspor (-5.63% MoM/ -16.17% YoY).
- Ekspor terus menghadapi tantangan dari perlambatan global, namun peningkatan volume ekspor untuk berbagai macam barang mengindikasikan adanya perbaikan dalam permintaan global
- Dari sisi impor, bahan baku non-minyak dan barang modal menunjukkan pertumbuhan yang negatif. Meskipun penurunan pada impor bahan baku non-minyak dapat didorong oleh harga komoditas yang lemah, penurunan pada impor barang modal mengindikasikan perlambatan yang luas dalam kegiatan investasi.
- Di sisi lain, impor barang konsumsi tetap kuat, menandakan konsumsi rumah tangga yang tetap solid.
- Secara keseluruhan, neraca perdagangan di Q3 tidak banyak berubah dibandingkan Q2, menandakan defisit CA sebesar 0.2-0.4% dari PDB. Meskipun sejauh ini belanja pemerintah masih relatif terbatas, kami memperkirakan akan ada lebih banyak pembelanjaan menjelang pemilu, antara Q4-23 dan Q2-24 yang dapat mendorong pertumbuhan PDB.