- Pemerintah menargetkan kenaikan penerimaan negara sebesar Rp 9,32 Tn pada tahun 2023, sedangkan anggaran belanja direncanakan turun Rp 127,38 Tn. Kenaikan penerimaan sebesar 0,4% ditambah penurunan anggaran belanja sekitar 4% menekan rencana defisit anggaran pemerintah pada tahun 2023 menjadi sekitar 2.85% dari APBN.
- Penurunan pengeluaran subsidi yang menambah kuat prospek kenaikan harga BBM dapat mengancam konsumsi domestik, yang menjadi andalan pemerintah dalam mencapai target pertumbuhan 5,3% di 2023. Pengeluaran infrastruktur yang cenderung stagnan juga dapat menekan pertumbuhan investasi dan prospek pertumbuhan.
- Nilai US Dollar cenderung akan tetap kuat seiring berlanjutnya langkah kebijakan the Fed. Kuatnya nilai US Dollar mengurangi insentif investor untuk masuk ke pasar negara berkembang yang dapat mendorong nilai tukar Rupiah diatas asumsi makroekonomi sebesar Rp 14.750/USD.