- Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan sebesar 6,00% untuk menjaga stabilitas di tengah lingkungan makro yang relatif stabil, ditandai dengan pemulihan nilai tukar Rupiah dan peningkatan arus masuk modal pasca pemilu.
- Kekhawatiran muncul atas gap yang semakin besar antara pertumbuhan pinjaman dan simpanan, menandakan semakin dalamnya kekurangan likuiditas yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
- Suntikan belanja pemerintah pada akhir tahun 2023 telah membantu likuiditas, namun belanja pemerintah (BLT) baru-baru ini mungkin menguras likuiditas dari sistem perbankan, namun dapat meningkatkan konsumsi dan pertumbuhan PDB.
- Menyeimbangkan tujuan pertumbuhan dengan menjaga stabilitas keuangan merupakan tantangan besar bagi para pembuat kebijakan di 2024, meningat Indonesia menargetkan pertumbuhan sebesar 5% di tengah meningkatnya gejala kekurangan likuiditas, yang berpotensi menyebabkan inflasi jangka pendek dan defisit CA jangka menengah.