28 Feb 2024 | Edukatips

Tertarik Investasi? Pahami Profil Risiko dan Tips Memulainya

Banyak orang yang memanfaatkan investasi sebagai passive income. Namun, terkadang malah disalah artikan bahwa investasi pasti akan untung dan dapat melipat gandakan uang hingga berkali-kali lipat. Akhirnya, banyak yang terjebak dalam investasi bodong yang menjanjikan keuntungan tidak masuk akal.

Agar terhindar dari hal tersebut, perlu ketelitian dalam memilih investasi. Pastikan instrumen investasi yang kamu pilih terdaftar oleh OJK dan juga sudah dipelajari dan dimengerti. Selain itu, dengan banyaknya ragam investasi yang tersedia, kamu perlu mengetahui profil risiko dan tujuan investasi agar tidak salah dalam memilih.

Untuk mengetahui profil risiko investasi bisa dilakukan secara online dan mudah. Kamu bisa melakukannya dengan menjawab beberapa pertanyaan berupa kuesioner. Tertarik mengetahui profil investasi kamu? Silakan coba di sini.

Profil risiko ini terhitung penting karena bisa menjadi indikator yang menggambarkan seberapa besar toleransi kamu terhadap risiko (risk appetite) yang berpengaruh terhadap gaya berinvestasi. Dalam dunia investasi, setidaknya dikenal 4 tipe profil risiko investasi. Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!

Sangat Konservatif

Tipe profil investasi ini biasanya berasal dari investor yang baru memulai investasi. Sangat konservatif bisa diartikan masih hati-hati dan lebih memilih investasi yang bersifat stabil dan lebih pasti. Selain itu, kebutuhan investasinya memiliki jangka waktu yang pendek sekitar 1 tahun saja. Profil risiko sangat konservatif cocok dengan produk investasi yang minim risiko, seperti Reksa Dana Pasar Uang. Reksa dana tersebut jarang mengalami fluktuasi harga sehingga potensi kerugian bisa diminimalisir.

Konservatif

Tipe profil ini masih hati-hati namun sudah berani memilih produk investasi yang menawarkan keuntungan lebih besar. Pada umumnya, profil ini memiliki kebutuhan investasi dengan jangka waktu 1 sampai 3 tahun. Profil risiko konservatif cocok untuk produk investasi yang cukup stabil seperti reksadana obligasi atau pendapatan tetap. Selain itu, tipe konservatif juga dapat memilih Reksa Dana Pendapatan Tetap.

Moderat

Tipe profil ini siap menerima fluktuasi jangka pendek. Artinya, tidak terlalu kaget jika terjadi sedikit penurunan nilai investasi. Risiko dengan potensi keuntungan seimbang memiliki kebutuhan investasi dengan jangka waktu antara 3 sampai 5 tahun. Produk investasi yang cocok untuk profil moderat, salah satunya Reksa Dana Campuran yang risikonya masih relatif rendah dibandingkan Reksa Dana Saham.

Agresif

Profil ini bisa dikatakan siap untuk mendapatkan keuntungan sekaligus menghadapi risiko kerugian. Secara sederhana, tipe agresif adalah risk taker yang siap berinvestasi di instrumen keuangan yang fluktuatif seperti Reksa Dana Saham. Dengan kebutuhan investasi yang berjangka waktu 5 tahun ke atas, tipe agresif biasanya merupakan investor tingkat lanjut (advance) yang sudah mampu menganalisis pasar.

Apakah Profil Risiko Investasi Bisa Berubah?

Bisa dong! Karena seiring berjalannya waktu, bertambahnya umur, meningkatnya ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup, tanggungan keluarga, dan pendapatan, tujuan investasi pun bisa berubah. Misalnya, jika awalnya kamu punya goals untuk persiapan pernikahan, 5 tahun kemudian bisa berubah jadi mempersiapkan masa depan anak dan rumah tangga. Jadi, update profil risiko bisa dilakukan secara berkala ya. Setahun atau dua tahun sekali misalnya.

Jika, profil risiko sudah diketahui, saatnya menyimak beberapa tips di bawah untuk memulai investasi:

1. Tentukan Tujuan Investasi

Tujuan investasi ada banyak. Mulai dari menyiapkan dana pendidikan, pernikahan, dana darurat, beli gawai, bahkan untuk menghadapi masa pensiun, dan seterusnya. Memiliki tujuan investasi ini penting karena bisa menjadi motivasi kamu untuk lebih rajin berinvestasi.

2. Ukur Kemampuan Finansial

Setelah punya tujuan investasi, langkah selanjutnya kamu perlu mengukur kemampuan finansial. Artinya, coba alokasikan berapa dana yang mampu disisihkan dari penghasilan sekarang untuk investasi. Nah, jika tujuan investasi, alokasi dana, dan kemampuan finansial sudah terukur, saatnya menentukan jangka waktu investasi

  • Investasi jangka pendek: Investasi dalam rentang waktu 1-3 tahun. Beberapa contoh investasi jangka pendek, yaitu mewujudkan keinginan beli gawai terbaru dalam 2 tahun, traveling ke tempat favorit dalam satu tahun, mengumpulkan dana pendidikan untuk lanjut kuliah dalam tiga tahun, dan sebagainya.
  • Investasi jangka menengah: Investasi dalam jangka waktu 3-5 tahun. Investasi jangka menengah bisa bermacam-macam, mulai dari menyiapkan dana pernikahan, membeli kendaraan, menyiapkan DP rumah, atau apa pun yang bisa diwujudkan dalam rentang waktu tersebut
  • Investasi jangka panjang: Artinya investasi untuk goals 5 tahun ke atas. Bahkan, tak jarang investasi jangka panjang itu di atas 10 tahun. Banyak investor berinvestasi dalam horison waktu ini untuk goals seperti menyiapkan masa pensiun, biaya pendidikan anak, uang pensiun dan tujuan lain yang memerlukan waktu panjang untuk diwujudkan.

3. Buat Skala Prioritas

Ada primary goals, ada juga aspirational goals. Biasanya primary goals memiliki risk tolerance yang lebih rendah, kebutuhan likuiditas yang lebih tinggi, serta jangka waktu yang lebih pendek. Contohnya, beli mobil keluarga yang efisien dan terjangkau untuk meningkatkan mobilitas. Sementara aspirational goals memiliki risk tolerance yang lebih tinggi, kebutuhan likuiditas yang lebih rendah, dan jangka waktu yang lebih panjang. Contohnya, mau beli mobil mewah dua pintu di masa depan. Goals ini bisa diposisikan sebagai “bonus” setelah primary goal terwujud.

Kalau sudah tau profil risiko investasi, goals investasi, jangka waktu investasi, dan prioritas investasi kamu, saatnya mulai investasi dengan download myBCA dan gunakan fitur Welma! Bagi yang baru mau memulai investasi, pastikan kalian sudah membuat SID (Single Investor Identification) terlebih dahulu ya, cek caranya dengan klik tombol di bawah ini: