- Surplus perdagangan Indonesia mencapai USD 3.31 Bn, dimana ekspor turun -5.76% YoY (+1.89% MoM) dan impor -3.81% YoY (-3.31% MoM).
- Pendorong utama peningkatan ekspor berasal dari meningkatnya ekspor batubara serta bijih, terak, dan abu yang didorong oleh permintaan Tiongkok (secara volume) seiring dengan kebijakan ketahanan energi dan peningkatan produksi di industri EV, elektronik, serta kimia.
- Impor barang konsumsi tetap kuat, namun impor barang modal terkontraksi meski belanja pemerintah besar di Desember 2023, kemungkinan karena sistem reimbursement atau adanya delay antara pengeluaran fiskal dan belanja sesungguhnya.
- Neraca perdagangan yang membaik mengindikasikan neraca transaksi berjalan (CA) 2023 yang netral atau sedikit surplus. Namun outlook 2024 masih tidak pasti seiring dengan perlambatan ekonomi global dan kurangnya katalis positif untuk harga komoditas. Permintaan domestik yang tinggi di H1-24 juga dapat meningkatkan impor.