- Surplus perdagangan turun menjadi USD 2,41 miliar seiring dengan peningkatan impor sebesar +4,89%MoM (+3,29%YoY), sementara ekspor turun sebesar -0,67%MoM (-8,56%YoY) terkait dengan penurunan aktivitas Tiongkok.
- Peningkatan impor berasal dari program pemerintah untuk menstabilkan pasokan dan harga pangan, serta restocking minyak Pertamina mengantisipasi peningkatan permintaan. Pertumbuhan impor bijih, terak dan abu serta impor barang modal (CAPEX) yang kuat didorong oleh sektor swasta dan sektor publik.
- Prospek Q4-23 bergantung pada belanja terkait pemilu dan ledakan konsumsi yang mengikuti. Q4-23 mungkin mengarah pada CA netral (baik sedikit surplus atau sedikit defisit), meskipun defisit CA yang moderat karena peningkatan impor akan menjadi skenario yang lebih baik karena dapat mendorong pertumbuhan PDB tahun 2023 menuju 5,1%.