- Surplus perdagangan Indonesia naik tidak terduga menjadi USD 3,12 Bn pada Agustus 2023, dua kali lipat dari perkiraan konsensus, didorong oleh penurunan impor (-3,53% MoM) dan peningkatan ekspor (5,47% MoM), meskipun keduanya turun YoY.
- Surplus Agustus yang lebih besar mengoreksi surplus yang kecil pada bulan Juli, dipengaruhi oleh restocking minyak Pertamina, yang mungkin terulang dengan harga tinggi di masa depan.
- Volume ekspor meningkat pada komoditas (e.g CPO, bijih logam) dan barang-manufaktur (pakaian, perahu), mencerminkan peningkatan permintaan global yang tercermin dari data PMI yang kuat pada bulan Agustus.
- Tren impor (penurunan barang modal, peningkatan barang konsumsi) terdistorsi oleh impor peralatan militer dan cadangan pangan untuk mitigasi inflasi.
- Kenaikan harga minyak menimbulkan tantangan bagi perdagangan dan pertumbuhan. Sikap the Fed dan penguatan Dolar AS dapat mempengaruhi permintaan konsumen. Indonesia dihadapi kekhawatiran pertumbuhan dan defisit neraca berjalan yang memburuk, yang mungkin mengharuskan BI untuk mempertahankan suku bunga ditambah tindakan kuantitatif untuk menstabilkan nilai tukar.