- Neraca pembayaran Indonesia mencatatkan surplus sebesar USD 6.4 miliar di Q1-23, didorong oleh surplus transaksi berjalan (USD 3.0 miliar) dan transaksi finansial (USD 3.4 miliar).
- Transasksi berjalan sedikit berkurang, seiring dengan turunnya harga komoditas diimbangi dengan naiknya permintaan dari Tiongkok. Outlook harga komoditas yang tidak terlalu baik dapat membatasi surplus barang pada kuartal-kuartal selanjutnya, menyebabkan defisit pada neraca dagang di 0.4% - 0.8% GDP
- Meski surplus transaksi berjalan berkurang, transaksi finansial berkontribusi terhadap surplus sebesar USD 3.4 miliar, setelah berada dalam defisit lima kuartal berturut-turut. Investor asing kembali untuk membeli obligasi pemerintah, terutama disebabkan oleh ekspektasi Fed pivot. Tapi, outlook masih sangat bergantung ketidakpastian global.