- Neraca perdagangan Indonesia surplus USD 3.87 miliar pada Januari 2023, di mana ekspor (16.4% YoY, -6.4% MoM) tumbuh lebih cepat daripada impor (1.3% YoY, -7.1% MoM).
- Melemahnya permintaan dari Tiongkok dan pembatasan ekspor oleh pemerintah berpotensi menekan ekspor batu bara, CPO, dan mineral lain seperti tembaga, timah, dan bauksit, yang dapat mengikis surplus perdagangan Indonesia.
- Indonesia dapat menantikan kembalinya China sebagai pendorong permintaan komoditas, tapi untuk saat ini kemungkinan defisit neraca transaksi dapat mengurangi sokongan bagi stabilitas Rupiah, sehingga suku bunga BI bisa bertahan lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.