- Surplus perdagangan Indonesia menyusut menjadi USD 1.02 Bn pada Desember 2021, akibat impor (10,51% MoM / 47,93% YoY) yang tumbuh lebih cepat dibandingkan ekspor (-2,04% MoM / 35,30% YoY).
- Impor terus meningkat di Desember, mencerminkan berlanjutnya pemulihan ekonomi yang berkelanjutan.
- Salah satu alasan untuk pertumbuhan ekspor yang lebih lambat adalah penurunan harga batubara, yang ditekan oleh potensi perlambatan ekonomi China. Namun, Kongres Nasional Partai Komunis di tahun 2022 mungkin mendorong Beijing untuk menjaga stimulus untuk meningkatkan pertumbuhan.
- Namun perlu dicatat, bahwa gangguan rantai pasokan global, terutama untuk energi yang dapat berlanjut hingga setidaknya hingga pertengahan 2022, juga dapat membantu menopang harga komoditas. Oleh karena itu, neraca perdagangan Indonesia dapat bertahan pada zona surplus pada tahun 2022, meskipun lebih rendah dibandingkan tahun 2021.