- Neraca pembayaran Indonesia mencatat surplus sebesar 10.7 miliar dolar AS di Q3-2021.
- Kontribusi terbesar dari surplus neraca transaksi berjalan yang cukup tinggi, didorong oleh kenaikan harga komoditas yang signifikan ditengah krisis energi global.
- Namun, kekhawatiran investor tentang kecepatan pengetatan moneter oleh bank sentral di tengah laju inflasi yang tinggi memicu pemburukan sentimen pasar. Hal ini menimbulkan risiko capital outflow dari Indonesia.
- Di tengah tantangan tersebut, harga komoditas yang tinggi menjadi tameng yang paling efektif terhadap risiko capital outflows. Jika pun harga komoditas normalisasi dalam beberapa bulan ke depan, surplus neraca perdagangan akan tetap mencukupi untuk menyeimbangi risiko tersebut.