- Surplus perdagangan masif berlanjut (USD 4.37 Miliar) berkat tingginya harga komoditas di tengah krisis energi global.
- Percabangan pada impor (di mana impor barang konsumen masih naik sementara barang modal melambat) merefleksikan percabangan pada ekonomi domestik, di mana konsumsi pulih lebih cepat dari PPKM dibandingkan investasi.
- Harga komoditas kemungkinan masih favorable untuk Indonesia hingga akhir tahun, didukung juga oleh pemulihan global dari Delta dan fenomena cuaca La Nina.
- Kami merevisi proyeksi PDB 2021 bukan hanya untuk surplus dagang (menjadi USD 32.0 Mlr) dan neraca transaksi berjalan (menjadi surplus 0.1% terhadap PDB), tapi juga untuk pertumbuhan PDB (menjadi 4.0%) dan fundamental kurs USD/IDR (menjadi 14,215).