- Ketidakmampuan investor dalam mempertahankan posisi leveraged mereka ditengah kenaikan volatilitas akibat ketidakpastian kebijakan tarif impor AS memperparah tekanan jual di pasar obligasi AS. Di sisi lain, ekspektasi inflasi AS tidak banyak berubah, sementara penjualan obligasi AS oleh negara terdampak tariff tidak cukup masif untuk memicu lonjakan imbal balik obligasi AS.
- Ketidakpastian kebijakan pemerintah AS dan penerbitan surat hutang yang masih signifikan dapat terus menyebabkan volatilitas di pasar UST, terutama jika the Fed masih bersikeras bahwa likuiditas di AS masih berlimpah.
- Volatilitas pasar keuangan AS terus berimbas negatif terhadap pasar keuangan Indonesia. Namun, BI masih memiliki cukup fleksibilitas dalam mempertahankan sinyal pelonggaran kebijakan, meskipun arus keluar modal asing dan pelemahan nilai tukar Rupiah terus terjadi.
