- The Fed menurunkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 4.50-4.75%, memicu optimisme investor seperti yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks saham AS selepas pengumuman penurunan suku bunga. Namun, suku bunga jangka panjang di AS terus meningkat meskipun suku bunga acuan telah turun, didorong oleh antisipasi perubahan kebijakan setelah pemilu AS.
- Kenaikan yield obligasi jangka panjang pemerintah AS menunjukkan risiko arus keluar modal dari pasar finansial yang lebih beresiko. Kondisi ini dapat memperlambat tren penurunan suku bunga pada tahun mendatang, terutama jika the Fed juga terpaksa memperlambat laju penurunan suku bunga akibat potensi kembalinya tekanan inflasi.
- Kondisi likuiditas valas di dalam negeri yang membaik dapat melindungi nilai tukar Rupiah dari volatilitas jangka pendek, sehingga memberi peluang bagi Bank Indonesia untuk ikut menurunkan suku bunga acuan pada rapat kebijakan mendatang.