Modus penipuan brand impersonation sudah bukan barang baru lagi. Oknum pelaku kejahatan akan mengaku sebagai pihak bank untuk mengelabui korbannya. Tanpa disadari, rekening korban akan dikuras dalam sekejap.
Strategi yang digunakan oleh pelaku kejahatan cenderung sangat meyakinkan. Bukan hanya itu, sebagian besar korban pun sangat mudah percaya lantaran minimnya informasi yang diketahui dari modus kejahatan ini. Karena itu, cobalah tingkatkan kewaspadaan dengan mengetahui seluk-beluk tentang modus penipuan brand impersonation di bawah ini.
Mengenal Modus Penipuan Brand Impersonation
Brand impersonationterjadi ketika seseorang meniru merek terpercaya untuk mengelabui korban supaya merespon dan membocorkan informasi pribadi yang sangat sensitif. Dalam hal ini, pelaku kejahatan meniru/berpura-pura menjadi pihak dari sebuah bank ternama seperti BCA.
Mereka (fraudster) akan mencoba berkomunikasi dengan para calon korbannya untuk tujuan jahat yaitu mencuri data pribadi dan menguras rekening korban.
Penipu menggunakan beberapa media digital selama melakukan impersonation, termasuk sosial media, email, dan website phishing.
Sejumlah cara akan dilakukan untuk membuat korbannya tertipu. Penipu akan membuat website, nomor call center dan akun media sosial yang mirip dengan aslinya. Mereka akan membuat nama, logo, konten dan informasi di dalamnya terlihat mirip di mata awam.
Untuk lebih meyakinkan lagi, oknum penipu akan merespon pertanyaan yang diajukan dengan baik dan terdengar meyakinkan. Mereka pun akan memberikan informasi promo yang sedang berjalan dari perbankan, mulai dari diskon hingga upgrade status nasabah.
Aksi Penipuan Brand Impersonation
Tujuan akhir dari pelaku kejahatan dalam modus ini adalah mendapatkan data pribadi dari para korban. Berikut trik yang dipakai penipu dalam modus penipuan brandimpersonation.
1. Menghubungi calon korban
Langkah pertama yang dilakukan oleh oknum pelaku adalah menghubungi korban. Mereka bisa menghubungi lewat telepon, pesan singkat (SMS atau WhatsApp), hingga pesan di media sosial. Dari sini, mereka akan langsung mencoba meyakinkan korbannya untuk masuk ke dalam tipu muslihatnya.
2. Menawarkan sebuah produk/info perbankan
Oknum pelaku akan mulai menginformasikan atau menawarkan sebuah info dari perbankan. Informasi ini bisa berupa promo diskon hingga upgrade menjadi nasabah prioritas. Namun, calon korban perlu mengisi data diri terlebih dahulu dalam sebuah form.
3. Memberikan linkwebsite palsu
Setelah memberikan penjelasan, korban akan diminta untuk mengeklik sebuah link yang dikirimkan melalui pesan singkat. Jika diklik, korban akan diarahkan ke sebuah website palsu yang didesain sangat mirip dengan website perusahaan yang asli.
4. Meminta untuk mengisi data
Oknum kejahatan akan meminta korbannya untuk mengisi data pribadi dalam website tersebut. Jika dilakukan, data tersebut akan dikirimkan ke server pelaku kejahatan. Secara tidak langsung, oknum pelaku kejahatan pun akan mendapatkan data penting dari korbannya.
5. Menggunakan data pribadi korban untuk membobol rekening korban
Setelah mendapatkan data, pelaku kejahatan akan mencoba membobol rekening milik korban. Kondisi ini pun akan terjadi sangat cepat sehingga tidak disadari oleh korbannya.
Tips Terhindar dari Modus Penipuan Brand Impersonation
Untuk mencegah menjadi korbannya, berikut tips-tips yang bisa dilakukan.
1. Tidak mudah percaya, teliti keaslian nama akun/nomor telepon
Nasabah tidak boleh mudah percaya pada pihak-pihak yang mengatasnamakan bank BCA. Teliti kembali setiap dihubungi oleh pihak yang mengaku dari BCA dan meminta data pribadi yang sensitif. BCA tidak pernah meminta data pribadi dari nasabahnya.
- Nomor telepon resmi Halo BCA hanya 1500888
- Nomor resmi WhatsApp Bank BCA adalah 0811-1500-998 (bercentang hijau)
- Sedangkan akun-akun resmi media sosial BCA bisa dicek di sini.
2. Tidak memberikan data pribadi/klik link sembarangan
Dalam hal apa pun, hindari memberikan data pribadi yang sensitif kepada pihak luar. Data tersebut bisa berupa nomor kartu (debit dan kredit), CVC, PIN, password, dan nama ibu kandung. Ingat juga untuk jangan pernah klik link sembarangan, agar terhindar dari bahaya malware.
3. Ganti PIN dan password secara berkala
Jangan lupa untuk mengganti PIN ATM dan password mobile banking secara berkala. Langkah ini bisa menurunkan risiko pembobolan rekening melalui modus pencurian data. Lakukan pemblokiran rekening jika diketahui ada penyusup ke dalam rekening bank.
4. Melaporkan ke BCA
Jika ada pihak yang menghubungi dan mengatasnamakan pihak BCA lalu meminta data pribadi, segera hubungi/laporkan ke Halo BCA 1500888 atau lewat aplikasi haloBCA. Pihak BCA akan menindaklanjuti modus kejahatan ini supaya tidak muncul lagi korban baru ke depannya.
Untuk lebih waspada terhadap kasus penipuan lain, tambah informasi di #AwasModus.