Di artikel sebelumnya, sudah dibahas lebih dalam mengenai Reksa Dana Pasar Uang (RDPU). Di artikel kali ini, akan membahas lebih dalam terkait Reksa Dana Pendapatan Tetap yang berisi instrumen Obligasi. Untuk mengetahui lebih lanjut terkait Obligasi, silakan cek di sini!
Yuk, simak penjelasan terkait Reksa Dana Pendapatan Tetap atau yang biasa disebut RDPT!
Pengertian Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT)
Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT) adalah Reksa Dana yang terdiri dari minimal 80% instrumen pendapatan tetap atau yang dikenal dengan Obligasi (Surat Utang) dan sisanya umumnya diinvestasikan pada instrumen pasar uang atau setara kas. Ketika berinvestasi di RDPT, manajer investasi akan menempatkan dana investasi ke berbagai seri Obligasi sesuai dengan strategi dalam menyusun suatu produk RDPT. Biasanya, hasil investasi (kupon) Obligasi akan kembali dijadikan modal dalam mengelola portofolio. Artinya, Net Asset Value (NAV) akan naik ketika menerima kupon. Namun, ada beberapa produk Reksa Dana Pendapatan Tetap yang membagikan kupon yang diterima ke investor sebagai dividen di periode tertentu .
Faktor Penggerak Net Asset Value (NAV) RDPT
Net asset value (NAV) merupakan harga unit Reksa Dana yang dapat dihitung dengan membagi nilai aktiva bersih (NAB) dibagi dengan jumlah unit penyertaan Reksa Dana. Berikut merupakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan NAV.
1. Pergerakan harga instrumen
Ketika berinvestasi di RDPT, dana nasabah akan diinvestasikan ke berbagai jenis instrumen pasar uang maupun Obligasi yang dapat mengalami pergerakan harga yang dipengaruhi berbagai faktor seperti ekspektasi investor, kondisi makroekonomi, tenor, peringkat Obligasi, serta kondisi ekonomi lainnya. Oleh karena itu, NAV atau harga unit Reksa Dana turut mengalami pergerakan.
2. Pembagian dividen
Ketika membagikan dividen ke investor, manajer investasi mengeluarkan cash/modal yang seharusnya bisa diinvestasikan ke Obligasi, sehingga nilai NAV mengalami penurunan. Umumnya dividen dibagikan ke investor dalam bentuk uang tunai. Untuk mengetahui RDPT yang memiliki fitur pembagian dividen, dapat dilihat di sini.
Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Berinvestasi di RDPT
Dalam berinvestasi di RDPT, ada 2 hal yang harus diperhatikan, yaitu tenor dan penerbit Obligasi. Informasi terkait tenor dan penerbit Obligasi dapat diakses di Fund Fact Sheet Reksa Dana bagian komposisi & alokasi penempatan portofolio Reksa Dana.
1. Tenor
Merupakan jangka waktu (tenor) dari mayoritas portofolio suatu RDPT.
- Tenor pendek: apabila mayoritas dana dalam suatu RDPT diinvestasikan pada Obligasi tenor pendek sehingga total portofolio memiliki tenor yang berkisar antara 1-5 tahun.
- Tenor menengah: apabila mayoritas dana dalam suatu RDPT diinvestasikan pada Obligasi tenor menengah sehingga total portofolio memiliki tenor 5-10 tahun.
- Tenor panjang: apabila mayoritas dana dalam suatu RDPT diinvestasikan pada Obligasi tenor panjang sehingga total portofolio memiliki tenor >10 tahun.
Semakin pendek tenor, semakin kecil fluktuasi harga sehingga potensi return biasanya lebih rendah dibandingkan dengan potensi return tenor panjang.
2. Penerbit Obligasi
Dana investor dapat diinvestasikan ke 2 jenis Obligasi, yaitu Obligasi Pemerintah dan Obligasi Korporasi. Berikut merupakan perbedaan antara keduanya:
Keterangan |
Obligasi Pemerintah |
Obligasi Korporasi |
Penerbit |
Pemerintah |
Perusahaan swasta maupun BUMD/BUMN |
Imbal Hasil |
Lebih kompetitif dibanding instrumen pasar uang |
Lebih kompetitif dibanding instrumen pasar uang dan Obligasi pemerintah |
Jangka Waktu |
Bervariasi dari jangka pendek hingga panjang |
Jangka waktu cenderung lebih pendek |
Risiko Kredit |
Lebih rendah karena dijamin oleh Pemerintah |
Lebih tinggi karena bergantung pada keuangan perusahaan |
Keuntungan dan Risiko Berinvestasi di RDPT
Ketika berinvestasi perlu diingat bahwa ada risiko yang menyertai suatu instrumen investasi. Berikut merupakan keuntungan dan risiko yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk berinvestasi di RDPT:
Keuntungan
-
Potensi total return, yang merupakan jumlah antara
perubahan harga dan dividen (jika Reksa Dana membagikan dividen),
cenderung lebih tinggi dibandingkan RDPU karena:
- Ada potensicapital gain. Contoh apabila suku bunga acuan diturunkan maka harga Obligasi akan mengalami kenaikan (yield Obligasi akan mengalami penurunan). Dalam siklus penurunan suku bunga, investor Obligasi berpotensi memperoleh keuntungan tambahan berupa kenaikan harga atau capital gain.
- Ada potensi pembagian dividen yang akan menambah keuntungan (total return) investor.
- Reksa Dana bukan objek pajak.
- Dana dikelola oleh manajer investasi profesional yang sudah mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
- Investor dapat berinvestasi di beragam seri Obligasi dengan kupon dan yield to maturity yang menarik dimana Obligasi seri tersebut jumlahnya terbatas sehingga lebih sulit diakses investor ritel.
Risiko
- Risiko berkurangnya net asset value (NAV).
- Risiko suku bunga. Ketika suku bunga naik maka harga Obligasi akan mengalami penurunan.
- Risiko inflasi. Ketika inflasi mengalami kenaikan, imbal hasil riil Obligasi akan semakin berkurang. Misalnya ketika suatu Obligasi memiliki imbal hasil sebesar 6,00%, ketika inflasi berada di 1,50% maka imbal hasil riil sebesar 4,50%. Apabila inflasi naik ke 2,00%, maka imbal hasil riil Obligasi turun menjadi 4,00%.
- RDPT tidak dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) karena bukan merupakan produk perbankan.
Selain keuntungan dan risiko di atas, terdapat juga keuntungan dan risiko lain ketika berinvestasi di Reksa Dana yang dapat diakses dengan klik di sini.
Jadi, tunggu apa lagi, yuk mulai berinvestasi RDPT di aplikasi myBCA sekarang!