Membuat rancangan biaya renovasi rumah idealnya menjadi tahap pertama yang dilakukan bagi siapapun yang berencana untuk membangun kembali hunian idamannya. Alasan renovasi hunian pun dapat beragam, seperti peremajaan bangunan, menambah ruangan baru, hingga memperluas luas bangunan. Sesuai dengan kebutuhan untuk melakukan renovasi hunian tersebut, rancangan biaya renovasi rumah perlu disesuaikan dengan kemampuan finansial.
Estimasi rancangan biaya renovasi rumah
Lalu, bagaimana cara menghitung rancangan biaya renovasi rumah? Faktor apa saja yang perlu dipertimbangkan? Beberapa hal yang perlu diperhitungkan di dalam Rancangan Anggaran Biaya (RAB) sebagai berikut:
Biaya tenaga kerja
Hal pertama yang perlu diperhitungkan di dalam Rancangan Anggaran Biaya untuk renovasi rumah adalah biaya tenaga kerja. Sistem pembayaran tenaga kerja umumnya terbagi menjadi beberapa cara, yaitu perhitungan biaya secara harian, borongan jasa, atau borongan penuh.
1. Upah tenaga kerja harian untuk renovasi rumah
Sebagai gambaran, biaya tenaga kerja tukang borongan harian dimulai dari Rp125.000 – Rp150.000/hari. Biasanya, perhitungan biaya ini hanya mencakup upah jasa tenaga kerja, belum termasuk dana untuk pembelian material bangunan. Jika pengerjaan renovasi rumah dapat memakan waktu hingga satu tahun (365 hari), maka perhitungannya dengan mengambil batas atas biaya tenaga kerja harian Rp150.000,00 x 365 = Rp54.750.000,00.
2. Sistem borongan jasa
Perkiraan biaya untuk sistem borongan jasa, yaitu Rp600.000 – Rp800.000/m2. Dana yang dibutuhkan untuk renovasi rumah dengan sistem borongan jasa memang cenderung lebih besar. Walau begitu, jika pengerjaan proyek renovasi rumah melewati durasi yang telah direncanakan, tidak akan biaya tambahan lagi yang perlu dibayarkan. Perhitungan sistem borongan jasa ini ditentukan berdasarkan luas bangunan yang ingin direnovasi. Sebagai gambaran, untuk ukuran luas bangunan 100 m2 dengan batas atas estimasi harga, maka biaya renovasi rumah yang dibutuhkan sekitar 100 m2 x Rp800.000 = Rp80.000.000.
3. Sistem borongan penuh
Sistem borongan penuh berarti ongkos renovasi rumah yang dikeluarkan telah mencakup upah tenaga kerja lengkap dengan biaya pembelian material. Meski begitu, biaya yang akan dikeluarkan akan tergantung pada spesifikasi dan kualitas dari bahan material yang digunakan. Perkiraan harga rata-rata sistem borongan mulai dari Rp4.000.000 – Rp8.000.000/m2. Estimasi harga juga dapat berubah-ubah mengikuti kebutuhan proyek renovasi, seperti banguna berlantai satu atau bertingkat.
Sebagai gambaran, sistem borongan penuh dengan luas bangunan 70 m2 dengan batas bawah estimasi harga borongan penuh Rp4.000.000, maka 70 m2 x Rp4.000.000 = Rp280.000.000
Biaya tanah dan bangunan
Bagaimana estimasi biaya renovasi rumah untuk perluasan tanah? Perhitungan ini mencakup harga jual tanah yang berlaku di lokasi sekitar hunian. Misalnya, untuk biaya renovasi rumah dengan perluasan tanah 50 m2 dengan harga jual tanah Rp2.500.000/m2. Biaya tambahan yang dibutuhkan, yaitu 50 m2 x Rp2.500.000 = Rp125.000.000. Tambahan biaya ini perlu dimasukkan ke dalam Rancangan Anggaran Biaya untuk renovasi rumah.
Biaya tidak terduga
Dalam pembuatan Rancangan Anggaran Biaya, persiapkan pula dana tambahan untuk kebutuhan tidak terduga. Besaran dana ini sekitar dari 10% total estimasi pengeluaran biaya. Jika estimasi biaya renovasi rumah yang telah dihitung Rp280.000.000, biaya lain-lain yang perlu ditambahkan sejumlah Rp28.000.000. Total pengeluaran menjadi Rp280.000.000 + Rp28.000.000 = Rp308.000.000.
Semoga estimasi biaya renovasi rumah yang telah dijabarkan di atas dapat menjadi inspirasi. Jika membutuhkan pinjaman untuk membangun kembali hunian idaman, KPR Renovasi Rumah BCA dapat menjadi andalan. Ajukan KPR untuk renovasi rumah secara online dan dapatkan suku bunga yang relatif rendah dan stabil. Untuk informasi lengkap, klik tombol di bawah ini: